Menunda pekerjaan, Menabung penderitaan
Suatu hari kamu memiliki tugas kuliah yang batas
pengumpulannya dalam waktu satu minggu. Lalu, keesokan harinya kamu berniat
untuk mengerjakannya, namun karena belum ada ide atau ‘merasa’ waktu masih
panjang, Ah main game dulu kali ya, biar ada ide. Nonton satu video dulu deh
nanti dikerjain. Kamu memilih
untuk mengalihkan perhatianmu pada kegiatan atau pekerjaan lainnya yang sejatinya
tidak penting-penting amat hingga sering kali kita kebablasan. 3
hours later. Yah, udah sore, besok ajalah dikerjain. Hingga menjelang hari pengumpulan
(H-1) tugas, barulah kamu terburu-buru mengerjakan tugas tersebut.
Sedikit ilustrasi di atas nampak tak asing. Iya
karena sebagian besar dari kita pernah melakukannya. Kita sebut itu dengan prokrastinasi. Mengutip dari Wikipedia.org, prokrastinasi berarti
tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan
rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Sederhananya,
prokrastinasi merupakan tindakan menunda pekerjaan atau kegiatan. Namun, tidak
semua penundaan kita sebut prokrastinasi. Penundaan yang tergolong
prokrastinasi adalah sengaja menunda pekerjaan atau kegiatan penting dengan
melakukan hal-hal yang kurang penting, seperti scroll Instagram, bermain game, dan sebagainya. Sementara penundaan
yang tidak disengaja dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak mendukung,
seperti sakit, terkena musibah, dan lain sebagainya bukanlah prokrastinasi.
Sering kali kita berpikir bahwa kita memilki
banyak waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau kita merasa suatu
pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Hal yang umum terjadi juga kita
sering mengerjakan pekerjaan sesuai dengan mood
kita. Bila tidak ada mood yang
bagus maka tidak akan mengerjakan pekerjaan yang dimiliki. Sadar tidak sadar
beberapa hal tersebut merupakan alasan yang membuat kita menunda pekerjaan
kita.
Konsekuensi pasti ada dari menunda pekerjaan,
mulai dari hasil pekerjaan yang kurang maksimal hingga perasaan yang tidak
tenang. Oke, terlepas dari hasil pekerjaan yang didapat, kita akan lebih fokus
pada tekanan yang muncul akibat prokrastinasi.
Pernah gak dari kalian merasa tiba-tiba tidak bisa tidur karena pekerjaan atau
tugas belum selesai? Adakah dari kalian yang setelah menunda pekerjaan,
memiliki rasa menyesal? Ah, coba aja tadi
aku kerjain tugasnya. Seperti itu misalnya.
Jika ada, maka kalian tengah menghadapi salah
satu dampak buruk dari prokrastinasi. Dikutip
dari tirto.id beberapa dampak buruk dari prokrastinasi
adalah rasa khawatir, mudah stress, dan merasa bersalah, berkelakuan tidak
masuk akal, serta rendah diri hingga diabaikan lingkungan sosial karena tidak
bertanggungjawab. Disadari atau tidak, dampak buruk tersebut akan membuat kita
menderita, baik dari segi mental maupun fisik.
Seperti lingkaran setan, khawatir dan stress
karena pekerjaan yang tak kunjung selesai akan menyebabkan kita menjadi tidak
fokus dan mempengaruhi pola hidup, entah nafsu makan yang tidak stabil atau
waktu tidur kita yang terganggu. Itu contoh sederhananya. Dampaknya apa? Sudah
pasti pada diri sendiri, seperti insomnia, kenaikan atau penurunan berat badan,
hingga penyakit-penyakit lain yang dapat dengan mudah menyerang fisik kita. Lambat
laun, ketika kita masih berada pada siklus prokrastinasi,
kita akan terus menabung penderitaan untuk diri kita.
Pemaparan di atas bukanlah hal yang langka.
Umum, bahkan sangat umum terjadi di lingkungan pelajar hingga pekerja. Sejatinya
kita tahu dan sadar dengan apa yang kita lakukan. Mengapa kita menunda
pekerjaan dan konsekuensinya seperti apa. Lalu bagaimana solusinya?
Oke, jadi solusi untuk
menghadapi menunda pekerjaan versi berbagi cerita lanjut di part II J
Komentar
Posting Komentar