Sekilas Tentang IKIGAI


(sumber gambar. hipwee.com)

      Do what you love and love what you do. Kalimat tersebut sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Bekerja berdasarkan passion atau melakukan hal yang kita sukai dan menyukai hal yang kita lakukan terasa menyenangkan sehingga tak sedikit orang yang ingin bekerja sesuai -dengan passion. Banyak yang percaya bahwa melakukan hal sesuai passion akan memberikan kebahagiaan dan menguragi stres atau tekanan berlebih pada diri seseorang. Namun pertanyaannya, apakah melakukan hal sesuai passion saja sudah cukup?
            Hidup tak sekadar menjalankan passion. Apa yang kita sukai belum tentu bisa diterima oleh orang lain. Apa yang kita lakukan belum tentu berdampak dan diperlukan oleh lingkungan kita. Ada tiga faktor lain yang perlu diketahui selain passion yaitu profession, vocation, dan mission. Ke-4 hal tersebut merupakan konsep dasar kehidupan yang dikenal dengan istilah ikigai; sebuah istilah jepang yang berarti nilai kehidupan. Lalu, bagaimana semua itu berhubungan?
            Passion sendiri merupakan hal-hal yang kita suka dan kuasai. Kita tak hanya memiliki rasa suka pada suatu bidang, tapi kita juga memiliki ilmu dan menguasi bidang tersebut sehingga kita tidak merasa beban ketika menjalankannya. Passion sendiri tidak hanya terpaku pada bidang satu bidang, seperti seni, ilmu pengetahuan, olahraga, dan sejenisnya. Passion juga dapat berupa tindakan ataupun aksi yang mampu memberikan dampak baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Sementara itu, sesuatu disebut profession ketika kita diberi bayaran karena mengerjakan bidang yang kita kuasai. Selanjutnya vocation sendiri mengacu pada hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat ataupun lingkungan dan kita dibayar untuk hal tersebut. Dan terakhir ketika kita melakukan hal yang kita suka dan hal tersebut dibutuhkan oleh banyak orang, masyarakat, atau lingkungan, maka itulah yang disebut dengan mission.
             Berdasarkan penjabaran tersebut dapat dilihat bahwa passion saja masih belum cukup. Kita harus mempunyai mission terhadap apa yang kita lakukan. Namun, terlepas dari passion dan mission kita juga harus realistis; menyadari bahwa hidup tidak hanya menjalankan apa yang kita sukai dan diperlukan dunia, namun juga bagaimana hal-hal yang kita lakukan mampu menghasilkan income. Bila kita mampu melakukan semua itu, maka kita telah menemukan ikigai. Kita mengerjakan pekerjaan yang kita suka dan kuasai, pekerjaan tersebut dibutuhkan dunia, dan kita dibayar akan pekerjaan tersebut. Pertanyaan yang sering kali muncul ialah, bagaimana menemukan ikigai kita?
            Menemukan ikigai sangat bergantung pada diri sendiri karena kita adalah guide untuk diri kita sendiri. Kita harus berani mencoba banyak hal sebab semakin banyak mencoba akan membuat kita peka terhadap lingkungan sekitar. Selama masa mencoba ini, kita akan dihadapkan pada kegagalan, kebahagiaan, galau, bimbang, pantang menyerah, dan beraneka rasa lainnya. Dengan mencoba banyak hal, tidak menutup kemungkinan bahwa kita mencoba hal-hal di luar zona nyaman yang menyebabkan kita menghadapi perasaan-perasaan tersebut. Semua itu akan menciptakan pribadi yang lebih kuat, tangguh, dan fleksibel. Di sisi lain kita harus berani menata diri dan mengambil tindakan. Sering kali rasa takut menjadi penghalang kita untuk mengetahui passion kita yang sesungguhnya. Mampu melawan ketakutan dengan melakukan sebuah tindakan akan membuka pintu untuk mengetahui passion yang kita miliki. Serta yang terpenting adalah mampu mencintai diri sendiri. Kita terbiasa hidup mengikuti rutinitas dan tak sedikit pula yang hidup untuk orang lain dimana hal itu membuat kita abai akan diri sendiri. Mampu mencintai dan berdamai dengan diri sendiri akan membuat kita sadar dengan kelebihan, kekurangan, dan  kemampuan yang kita miliki.
            Menemukan ikigai memang tidak mudah. Pencarian passion, mengetahui kebutuhan lingkungan, semua butuh proses dan punya waktunya masing-masing. Sebagian bisa saja sudah menemukan ikigai mereka di usia muda, lalu sebagian lagi baru bisa mendapatkannya di usia senja. Tidak masalah, selagi kita masih berusaha dan jeli melihat peluang karena ikigai bukan sekadar pencapaian, namun bagaimana kita mampu memaknai nilai kehidupan.  


Kurang lebih satu setengah bulan udah gak ada update apa-apa. Jadi kali ini sedikit bahas tentang Ikigai yang sebagian orang udah pada tau juga sih, but just wanna talk about it. Anyone kalo ada yang mau bahas topik-topik tertentu bisa request di komen yoo. Thank for reading, hope you enjoy and like it. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stres. Skripsi Bukan Perlombaan tapi Sebuah Proses

Blue Tamblingan, Kopi Istimewa dari Desa Munduk

Menunda pekerjaan, Menabung penderitaan