Blue Tamblingan, Kopi Istimewa dari Desa Munduk
#ProfileZone... sekilas kisah dari Putu Ardana tentang kopi, lingkungan, ekonomi, dan masyarakat
Kopi memiliki cita rasa yang khas. Berbeda tempat
penanaman dan cara pengolahan, berbeda pula rasa yang tercipta. Dewasa ini,
kopi sudah bukan sekadar minuman lagi, namun juga telah menjadi life style bagi masyarakat. Coffe shop yang
mulai menjamur, khususnya di daerah urban menjadi salah satu buktinya. Lalu,
apakah hanya sekadar minuman dan life
style? Jawabannya tidak. Bila menyelisik lebih dalam lagi, ada satu peran
kopi yang pada nyatanya memiliki dampak terhadap kelestarian lingkungan.
(Twilight Blue Tamblingan, Salah Satu Varian Rasa Kopi Blue Tamblingan)
Adalah
Putu Ardana dari Desa Munduk yang mengembangkan bisnis kopi dengan salah satu
tujuan untuk konservasi lahan. Berawal dari kekhawatirannya akan alih fungsi
lahan yang menyebabkan longsor pada 6 hingga 7 tahun lalu di desannya, Putu
Ardana mencoba mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Ketika
ditemui Sabtu (26/10) kemarin, Putu Ardana menceritakan terkait bisnis kopi
yang telah ia dirikan. Namanya Blue Tamblingan,
kopi dengan rasa yang istimewa. Tidak hanya rasanya saja, namun sejarah
dari terciptanya Blue Tamblingan ini
juga istimewa. Berbekal konsep melakukan konservasi lahan dengan alat
komunikasi kopi, ia bermaksud mengajak masyarakat di Desa Munduk untuk kembali
menanami lahan milik mereka dengan pohon kopi.
Tahun
2016, Cerita kopi Blue Tamblingan pun
dimulai dari Putu Ardana yang bersama segelintir petani mencoba untuk mengolah kopi
dari sepetak lahan milik mereka untuk menjadi specialty kopi. Ia tak
langsung mengajak seluruh masyarakat menanam kopi karena ia sadar bahwa hal
tersebut tidak mudah. Masyarakat pada saat itu lebih memilih untuk menanam
bunga dan sayur karena nilai ekonominya yang tinggi. Dengan memberikan treatment terbaik dari proses panen
hingga sangrai, ia yang saat itu ditemani Phutut EA dan beberapa teman lainnya
berhasil menciptakan kopi dengan rasa istimewa. Nama Blue Tamblingan sendiri dipilih selain karena rasanya istimewa, juga
karena lahan yang digunakan pun terbatas.
Keterbatasan
lahan ini juga mempengaruhi produksi kopi Blue
Tamblingan. “Karena rasanya istimewa dan lahannya terbatas, maka
produksinya tidak mungkin masal,” tutur Putu Ardana. Di awal produksi,
bisnisnya hanya menghasilkan 300 kg green
beans yang berhasil dijual dalam jangka waktu tiga bulan. Sambutan
masyarakat dan wisatawan pada saat itu sangat bagus sehingga ia mulai berani
mengajak petani-petani kopi di Desa Munduk untuk bergabung. Caranya pun cukup
unik dimana ia mengajak petani dengan membeli kopi mereka seharga dua kali
lipat dari harga normal. Harga ini diberikan dengan syarat petani hanya memetik
kopi yang sudah berwarna merah. Lambat laun petani mulai tertarik hingga di
tahun kedua lebih banyak yang bergabung. Stok kopi pun meningkat dari yang semula
300 kg menjadi 800 kg. Hingga sekarang, di tahun ketiga semakin banyak petani
yang bergabung karena secara ekonomi petani merasa peningkatan yang luar biasa.
Tidak hanya dari harga, namun juga hasil panen yang didapat dengan cara petik
merah jauh lebih banyak.
Melihat
perkembangan petani yang bergabung dari awal terciptanya kopi Blue Tamblingan hingga sekarang, Putu
Ardana optimis bahwa ke depannya akan semakin banyak petani yang menanami lahan
mereka dengan kopi, sehingga tanah-tanah di sekitar Danau Tamblingan bisa
terhindar dari longsor. “Konservasi lahan sebenarnya tujuan utamanya. Nah,
tahun ini sudah mulai banyak petani yang mau bergabung. Beberapa petani juga
sudah mulai menanam kopi lagi. Minimal gerakannya sudah ada progreslah dan
setidaknya kita sudah melakukan sesuatu,” ungkapnya terkait partisipasi petani
kopi di sekitar Danau Tamblingan.
Tiga
tahun sudah bisnis kopi Putu Ardana berjalan. Blue Tamblingan semakin menjadi istimewa karena tidak hanya rasa
dan prosesnya saja, namun dampak yang diberikan kepada masyarakat dan
lingkungan juga istimewa. Perlahan tapi pasti bisnis kopi ini mampu menjaga
lahan di sekitar Danau Tamblingan dan juga meningkatkan perekonomian
masyarakat.
Komentar
Posting Komentar